Our Community

Our Community
Forum Lingkar Pena Depok

Our Event

Our Event
Depok Dalam Puisi

Our Training Program

Our Training Program
BATRE

Our Family

Our Family
Want to be one of us?

Mau Daftar? Klik Gambar Ini!

Topeng Sang Putri

Kamis, 24 Juni 2010

Oleh Kawako Tami Gambaran gadis Solo dalam benakku adalah gadis – gadis berkulit kuning langsat dengan perawakan kemayu lembut dan memperlambat dunia di sekelilingnya. Gadis Solo dibesarkan dengan tata adat Jawa yang kental, tertata dalam penampilan dan tingkah laku. Layaklah setiap gadis di sana menyandang sebutan putri. Tapi semua berubah saat aku bertemu Bening. Aku lebih senang memanggilnya Bening. Seakan dia memang lahir seperti beningnya mata air. Bening menyejukkan. Beriak oleh keriangannya yang tanpa batas. Bening Sanubari mengubah pandanganku tentang dirinya sendiri dan imej gadis Solo dalam benakku. Pesan itu sampai di tengah malam. Nada ceria penuh semangat tak sesuai dengan waktu masuknya pesan ke inboks ponselku. Dengan centil sebuah nama terketik di bawah pesan, tammy. Interview besok pagi. Itu inti pesannya. Tammy. Sepertinya seorang gadis. FLP Depok ternyata menyimpan manusia ramah dan ceria seperti ini. Aku penasaran bagaimana jika dia sedang bersilat dengan pena dan kata – katanya. Gadis itu biasa dipanggil Tammy, nama asli dari Bening Sanubari. Aku bertemu beberapa kali dengan dirinya. Akhwat biasa. Normal untuk ukuran kota Jakarta. Dia terlihat kalem dan sederhana. Tidak seperti gadis – gadis lain yang memperhatikan penampilan secara berlebihan. Dia tidak memakai jilbab gaul seperti umumnya gadis gaul berjilbab. Jilbabnya lurus tertangkup menjulur menutupi dada. Bajunya tidak ketat dan dia tidak mengenakan skinny jeans seperti gadis – gadis di kampusku. Dia benar – benar biasa. Dia berada disudut ruangan saat kelas pelatihan batre 8 dilaksanakan. Dengan serius dia mengikuti kelas seolah bagian dari peserta pelatihan. Padahal pengakuannya dia adalah angkatan ke enam FLP Depok. Sesekali aku mencuri pandang pada gadis itu. Dia seolah bersebrangan dengan sms yang kuterima sehari sebelum pelatihan. Benarkah dia orang yang sama? Mas Koko Nata mengundang para peserta batre 8 masuk ke group FLP Depok. Itu lah awal aku mengenal Bening lebih jauh. Dia mengaku tak pernah menerbitkan karya. Meski Bening Sanubari sudah resmi jadi nama penanya sejak tahun 2004, itu barui cicilan pertama dari karis menulisnya. Dengan ceria dia berkata masih merintis dunia yang jadi mimpi besarnya itu. Bening sangat terbuka saat berada di dunia maya. Dia membuka pintu besar ke dalam dunianya di dunia maya. Lewat chatting dan komentar – komentarnya di facebook aku melihat sosok lain dibalik topeng sang putri ini. Bening anak bungsu. Ketika bertemu beberapa kali aku hanya bisa menebak dia pasti antara anak pertama, anak bungsu, atau anak tunggal. Bening punya tiga saudara di atasnya. Tapi kemanjaan tidak terlihat dalam sikap sehari – harinya. Tapi coba lihat facebook miliknya. Dan bagaimana dia mengomentari tulisan – tulisan yang diupload. Bahkan saat dia meninggalkan komentar di statusku. Gadis ini jauh lebih periang dari yang kubayangkan. Jujur terkadang aku sengaja membaca komentar – komentar yang di lontarkan sekedar menghilang ketegangan pikiranku. Bening lahir di Jakarta, di awal November, entah tahun berapa. Dia tak pernah menjawab saat kutanya. Mungkin takut ketahuan usianya. Tapi perkiraanku dia tak jauh lebih tua dariku. Mungkin dua atau tiga tahun. Tapi yang mengejutkanku adalah saat dia mengatakan bahwa dia dibesarkan di Solo. Bening besar di Solo? Hah! Mustahil! Yah, itu tak terlihat sama sekali. Saat kukatakan keraguanku, Bening hanya tertawa dan berusaha meyakinkanku. Gadis cuek dan periang seperti dia bagaimana bisa ditumbuhkan dari kota yang penuh tata aturan seperti Solo. Jadilah Bening seorang putri Solo yang urakan. Bening mencintai dunia kepenulisan sama besarnya dengan pada umumnya penulis lain. Semua penulis baginya istimewa. Bening menyukai hampir semua karya sastra. Namun dia begitu mengagumi karya – karya Ahmad Tohari dan Seno Gumira Ajidarma. Bening bukan gadis polos. Terkadang aku lupa bahwa dia angkatan ke enam di FLP Depok. Bening seketika menjadi dewasa bervisi dan sarat pengalaman saat berbicara tentang kepenulisan. Terang saja dia bergaul dengan banyak panulis jauh melebihi aku. Sekali pun Bening selalu menganggap dirinya tak layak dianggap putri Solo, aku percaya kelembutan itu ada jauh di dalamnya. Bening melihat segalanya secara sederhana. Dia melihat hal – hal kecil yang sering tak dilihat orang kebanyakan. Bening memiliki sensitivitas yang tinggi. Terlihat dari salah satu lagu favoritenya, Stay the Same yang dinyanyikan Joey McIntyre. Lirik dalam dari lagu belasan tahun silam itu terlihat sangat membekas dalam benanknya. Sisi lembut dari Bening pun terlihat. Aku ingin mengenalnya dari jauh. Aku ingin tahu mana sebenarnya topeng dari Sang Putri. Apakah dia adalah putri Solo sejati yang bertopeng sikap cuek dan urakan, atau sebaliknya seorang putri urakan yang terkadang bertopeng kesederhanaan. Bening seolah memiliki karakter yang bersebrangan di dunia nyata dan maya, bahkan terkadang di satu dunia. Bening mengambil D1 di Solo. Saat ini dia berada di Jakarta bekerja pada sebuah perusahaan Motivational Training. Meski bekerja sebagai orang belakang layar, ternyata Bening menyimpan mimpi untuk jadi trainer. Wah, tidak terbayang kalau orang seperti Bening menjadi trainer. Tapi mungkin saja. Bukankah sejak awal gadis ini memang penuh kejutan. Bening diam – diam menyimpan sifat – sifat yang tidak dapat ku tebak. Bening akan menyanggupi dengan mudah jika ingin bertemu dengannya. Terbukti saat ini. Dua hari yang lalu aku menghubunginya untuk bertemu di Jalan Margonda. Dia langsung mengiyakan dan bersemangat menentukan jam pertemuan. Es Pocong, jam satu siang di hari Sabtu untuk wawancara dalam rangka tugas batre 8. Ini kedua kali nya kami membuat janji. Setelah sebelumnya gagal oleh agenda dadakan milikku. Sabtu pukul 12.00. WIB. Aku bersiap dengan dandanan rapi. Notes dan laptop yang akan di bawa saat wawancara sudah kusiapkan. Aku mengirim pesan menanyakan apakah dia sudah berada dijalan. Tiiit tiiit.. Ponselku berbunyi saat aku siap melangkah keluar rumah. Sebuah pesan masuk. Aku sudah melatih – latih pertanyaan yang akan kuajukan. Memastikan tak satupun benda yang ketinggalan. Dan kejutan lagi dari sosok Bening membuyarkan semua perencanaanku. Pesan masuk :
Emang kita janjian ya? Jam berapa ya? Aku lagi di Pondok Gede nih. Maaf ya aku lupa. Hehehe....
-end-

1 komentar:

Unknown mengatakan...

assalamualaikum wr.wb

aku pertama kenal tamy di fesbuk bulan febuari 2010 dan semenjak itu kami rajin chat hingga sekarang...
hehe menurutku sifat tamy gak jauh beda seperti yang diceritakan diatas.
satu hal yang menonjol ternyata dia gokil habis,cukup cuek tapi di balik semua itu dia adalah seorang teman yang baik dan peduli...

gak kebayang gimana kalo aku yang gokil (ngakunya) ketemu tamy.. hehe maklum tahun kemarin gak ikutan ke solo seh..
salah satu mimpi terbesar tamy yang pernah ia ceritakan apdaku adalah ia ingin mempunyai taman baca. semoga bisa tercapai ya tam.amin...
dan semoga bisa ketemu suatu saat nanti ya sis, aminnnnn (lebih keras).

nice writing, i like it

wassalam,
kianinara "kei"
FLP Palembang

24 Juni 2010 pukul 19.22

Posting Komentar

Video Pelatihan