Puisi Kawako Tami
Pagi adalah ribuan mawar merekah, dalam lembut sentuhan perawan-perawan kami yang ranum, yang sekejap lagi matang untuk dipetik bujang Pagi kami adalah Singgalang dan Merapi yang bersahut-bersahutan lewat angin menderu yang singgah dalam elok lekuk Sianok yang curam Pagi biasa kami adalah pasar yang terjaga di tengah malam menyapa wanita dan pria ladang dengan hasil ladang kami di tanah subur negeri andalas ini Pagi kami adalah lukisan indah Sang Maha Rahman Sebelum bencana menghantam Sebelum adat terabaikan Saat kau datang membawa jiwa muda: pembaruan
1 komentar:
Siapakah kamu Kawako Tami yang hidup di kaki Singgalang dan Merapi. Kapan kembali ke ranah minang. Aku suka puisimu
6 Maret 2011 pukul 23.43Posting Komentar