Our Community

Our Community
Forum Lingkar Pena Depok

Our Event

Our Event
Depok Dalam Puisi

Our Training Program

Our Training Program
BATRE

Our Family

Our Family
Want to be one of us?

Mau Daftar? Klik Gambar Ini!

Kisah Tentang Seekor Burung Pipit

Selasa, 29 Juni 2010

Cerpen Noor H. Dee disadur dari An old father, son and a sparrow. Directed by Constantin Pilavios. Screenplay by Nikos Pilavios and Constantin Pilavios Tadi pagi, seorang bapak berkisah kepada saya tentang seekor burung pipit. Begini ceritanya: Sore itu terlihat seorang pemuda dan bapaknya sedang berada di halaman rumahnya. Si pemuda terlihat sedang serius membaca koran sambil duduk di kursi kayu, sedangkan si bapak sedang asyik menyapu halaman. Tiba-tiba seekor burung pipit hinggap di pintu pagar rumahnya. Sang bapak melihat burung pipit itu sejenak, kemudian bertanya kepada anaknya yang sedang membaca koran. “Lihat, Nak. Apa itu?” Si pemuda mengangkat kepalanya dan melihat apa yang sedang ditunjuk oleh bapaknya. “Pipit!” jawab si pemuda yang kemudian kembali membaca Koran. Burung pipit itu kemudian terbang dan hinggap di ranting pohon yang berada di dalam halaman rumah. Sang bapak menyaksikan burung itu sejenak, kemudian kembali bertanya kepada anaknya. “Apa itu, Nak?” Si pemuda menghela napas panjang, agak jengkel dengan pertanyaan tersebut. “Pipit!” jawabnya ketus. Kemudian burung pipit itu terbang dan hinggap di atap rumah tetangganya yang berada tepat di depan rumahnya. “Apa itu?” tanya sang bapak lagi. Si pemuda mulai merasa jengkel. “PIPIT! MASA BURUNG PIPIT AJA NGGAK TAHU?!” Sang Bapak menatap anaknya dalam-dalam. Si Pemuda itu kembali membaca korannya sambil menggerutu sendiri. Tak lama kemudian sang bapak masuk ke dalam rumah, mengambil buku catatan pribadinya yang mulai kusam dan menguning, dan kemudian menghampiri anaknya. “Coba kau baca tulisanku ini. Baca yang keras,” ujar si bapak. Sang pemuda agak kaget, kenapa tiba-tiba disuruh baca buku harian milik bapaknya? Namun, ia mengambil buku harian milik bapaknya itu, membuka halamannya, dan membacanya dengan suara keras. “Pada suatu sore aku dan anakku tercinta sedang berada di halaman rumah. Anakku adalah anak yang sangat lucu. Aku begitu mencintainya. Setiap sore kami memang selalu bersama-sama, menikmati pemandangan sekitar atau hanya sekadar bersenda gurau. Asal tahu saja, anakku ini ingin tahunya besar sekali. Apa pun yang ia lihat, ia selalu tanyakan kepadaku. Seperti sore ini, misalnya. Tadi ketika kami sedang bermain, tiba-tiba seekor burung pipit hinggap di pintu pagar rumahku. Anakku melihat burung pipit itu dan bertanya kepadaku. ‘Lihat, apa itu, Ayah?’ ‘Itu pipit, Anakku,’ jawabku sambil membelai rambutnya. “Lantas burung pipit itu terbang dan hinggap di dahan-dahan pepohonan. ‘Apa itu, Ayah?’ ‘Pipit,’ jawabku sambil tersenyum. ‘Itu apa, Ayah?’ ‘Pipit.’ ‘Apa itu, Ayah?’ ‘Pipit.’ “Aku selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sambil memeluk anakku. Aku ingat, ia bertanya seperti itu sebanyak 21 kali, dan aku selalu menjawabnya. Aku senang sekali mendengar pertanyaan-pertanyaan yang meluncur dari mulut anakku itu.” Setelah membaca tulisan sang bapak, si pemuda itu segera memeluk bapaknya sambil meminta maaf berkali-kali. Air mata menetes di kedua pipinya. Selesai. Saya terharu mendengar cerita itu, kemudian saya tuliskan di sini, untuk kemudian saya perlihatkan kepada kamu. Siapa tahu kamu juga suka. Sumber: http://www.facebook.com/notes/noor-h-dee/kisah-tentang-seekor-burung-pipit/406376616573

0 komentar:

Posting Komentar

Video Pelatihan